Luluh hati bila bonda berbicara,
Kulitnya telah kedut berjuta,
Lambang usia sudah semakin senja,
Sayu,
Namunku sembunyi rasa itu,
Biar tertanam jauh-jauh,
Memaksa diri menguntum senyum,
Bonda,
Terima kasih atas segala doa,
Buat anakmu ini yang sering keras kepala,
Terima kasih atas jasa yang tak terhingga,
Tak termampuku membalasnya,
Walau ku menghamba berjuta tahunnya,
Doaku agar kau terpilih,
Menjadi insan dikalangan kekasih.
Friday, April 29, 2016
Thursday, April 21, 2016
TAK KENAL MAKA TAK TAHU
Suatu waktu dulu,
Waktu aku tak tahu,
Aku banyak tidak setuju,
Sang bermotor laju,
Ku anggap insan tiada tuju,
Kaki merambu,
Sang pemuzik batu,
Ku anggap bagai kutu,
Berteriak tanpa malu,
Namun,
Bila tanpa sengaja,
Takdir mengenal,
Aku jadi malu,
Tanggapan ku dulu hanya palsu,
Mereka bukan begitu,
Mereka ada tuju,
Mereka tidak merambu,
Mereka bukan kutu,
Benar,
Tak kenal, maka tak tahu,
Tak tahu, maka tak setuju,
Kini,
Sedikit demi sedikit,
Aku mula kenal,
Sang bermotor laju,
Kadang turun menyeru,
Agar insan kembali pada yang SATU,
Sang pemuzik batu,
Tak pernah lupa pada yang SATU,
DIA pasti didahulu,
Jangan dihukum minat mereka,
Jangan dituduh mereka alpa,
Kalau tidak benar-benar mengenali mereka.
Waktu aku tak tahu,
Aku banyak tidak setuju,
Sang bermotor laju,
Ku anggap insan tiada tuju,
Kaki merambu,
Sang pemuzik batu,
Ku anggap bagai kutu,
Berteriak tanpa malu,
Namun,
Bila tanpa sengaja,
Takdir mengenal,
Aku jadi malu,
Tanggapan ku dulu hanya palsu,
Mereka bukan begitu,
Mereka ada tuju,
Mereka tidak merambu,
Mereka bukan kutu,
Benar,
Tak kenal, maka tak tahu,
Tak tahu, maka tak setuju,
Kini,
Sedikit demi sedikit,
Aku mula kenal,
Sang bermotor laju,
Kadang turun menyeru,
Agar insan kembali pada yang SATU,
Sang pemuzik batu,
Tak pernah lupa pada yang SATU,
DIA pasti didahulu,
Jangan dihukum minat mereka,
Jangan dituduh mereka alpa,
Kalau tidak benar-benar mengenali mereka.
Subscribe to:
Posts (Atom)